Jumat, 24 April 2009

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.

Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.

Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.

Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.

Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu' mungkin membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?". Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin

Sumber tulisan, ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang,

Learn About Negative Thinking

Learn About Negative Thinking

Apa itu negative thinking?

Negative thinking, secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai pikiran-pikiran yang muncul, dan diyakini benar adanya tentang sesuatu hal yang belum tentu benar mengenai suatu kejadian atau peristiwa secara negatif dan irasional.

Jenis-jenis dan contoh-contoh negative thinking (keyakinan dan pemikiran yang irasional).

1. All or nothing.
Berpikir pada ekstrim kiri dan kanan. Berhasil berarti sukses, gagal berarti pecundang. Contoh: Kamu tidak naik kelas, artinya kamu memercayai bahwa kamu bodoh, tidak berguna, tidak punya masa depan.

2. Overgeneralization
Hal buruk yang terulang, akan terus berulang. Misalnya: kamu pernah dikhianati pacar kamu. Akibatnya kamu berpikir bahwa kamu akan terus dikhianati oleh pacar kamu selanjutnya, sehingga kamu memilih untuk tidak pacaran.

3. Jumping to conclusion
Kamu mengambil kesimpulan seperti kamu seorang peramal.

Misalnya: Kamu menelepon pacar kamu dan tidak diangkat, kamu berpikir pacar kamu sedang selingkuh.

4. The binocular trick
Kamu melihat segala sesuatunya berlebihan. Misalnya: Kamu mengalami masalah kecil, lantas berpikir masalah itu luar biasa besar.

5. Emotional reasoning.
Kamu percaya apa yang kamu rasakan merefleksikan diri kamu. Misalnya: Kamu merasa jelek, karena kamu memang jelek.

6. Pikiran2 seharusnya dan harus.
Kamu secara konstan menganggap kamu harus ini atau kamu memang seharusnya melakukan itu. Misalnya: Teman kamu meminta kamu mengerjakan tugasnya. Kamu menolak dan teman kamu marah. Kamu lantas berpikir seharusnya memang kamu harus mengerjakannya. Akibatnya, kamu tidak pernah lagi bisa menolak apa yang tidak seharusnya kamu kerjakan menjadi sesuatu yang harus kamu kerjakan. Kamu kehilangan asertifitas kamu.

7. Labeling and mislabeling
Kamu memberikan label pada apa yang kamu kerjakan. Misalnya kalau kamu ranking 1 kemudian bergeser jadi ranking 2. Kamu berpikir kamu itu emang bodoh dan pecundang. Kamu tidak akan pernah bisa menang. Begitupun dengan cara kamu menilai orang lain.

8. Personalisasi
Kamu berpikir bahwa kamu bertanggung jawab atas segala kesalahan yang terjadi. Misalnya: Ketika suami kamu menuntut cerai, kamu berpikir kamulah yang salah.

9. Mental Filter
Kamu selalu memposisikan kamu rendah dalam segala situasi yang positif. Misalnya: karya tulis kamu berhasil dipasang di koran. Kamu seharusnya bangga dan senang, tapi kamu malah berpikir, kamu hanya beruntung karena orang yang pintar tidak mengirimkan karya apa2.

10. Diminishing the positive
Kamu melihat kejadian yang positif dengan cara negatif. Misalnya: kamu naik pangkat, tapi kamu merasa tidak dihargai karena gajinya cuma nambah dikit.

Dengan mengerti pola2 ini, kamu akan lebih dapat memahami negative thinking seperti apa yang kamu miliki.

Cara mengatasi negative thinking

1. Kenali jenis negative thinking dalam diri kamu.

2. S - Say the word STOP!
Ketika pikiran negatif muncul, katakan STOP! Jangan biarkan pikiran negatif menguasai diri kamu.

3. T - TAKE a break!
Relaksasi. Tarik nafas dalam2, bersantai, baca buku, dengerin musik, pokoknya lakukan apa saja yang dapat mengalihkan pikiran kamu dari negative thinking. Ganti lingkungan kamu. Misalnya, negative thinking muncul saat kamu di rumah, kamu dapat pergi ke minimarket terdekat, ke gramedia, ke perpustakaan, atau kemanapun yang bisa membuat kamu santai.

4. O - Focus on the OUTCOME!
Fokus pada hasil pencapaian tujuan kamu. Nikmati momen2 keberhasilan kamu. dan hindari berpikir mengenai sesuatu yang dapat merusak momen2 ini.

5. P - PRAISE yourself!
Puji dirimu sendiri atas kemajuan yang berhasil kamu lakukan. INGAT BAHWA YANG KAMU CARI ADALAH KEMAJUAN BUKAN KESEMPURNAAN SEBAB TIDAK ADA YANG SEMPURNA. berikan hadiah untuk dirimu sendiri.

6. Lawan pikiran negatif kamu.
Jika kamu membayangkan kamu gagal, lakukan sebaliknya. Bayangkan juga ketika kamu berhasil.
Jika kamu mendengar suara dalam pikiran kamu bahwa kamu tidak bisa. Katakan kamu bisa.

Apakah Negative Thinking selalu berefek tidak baik?

Tidak! Asalkan dalam porsi yang cukup, negative thinking mempersiapkan diri kita untuk kemungkinan yang terburuk sehingga kita bisa lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk. Namun, ketika negative thinking eksis terlalu berlebihan, percayalah...itu akan merusak kehidupan anda...

"dikutip dari berbagai sumber"

Pembangunan Ekonomi Masa Depan Aceh

Pembangunan Ekonomi Masa Depan Aceh

Aceh memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya. Sumber-sumber tersebut tidak hanya dalam bentuk migas tetapi juga nonmigas, seperti sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Supaya potensi tersebut dapat memberi kesejahteraan seluruh rakyat, maka pengelolaan (manajemen) dan produk regulasi mesti memihak pada keberlangsungan kehidupan rakyat. Di sektor pertanian, misalnya, Aceh memiliki lahan yang sangat luas dan subur, seperti kawasan pantai timur dan kawasan pegunungan (Aceh bagian tengah). Di sektor perikanan, sepanjang pantai timur dan barat, bahkan sektor ini sangat memungkinkan untuk pengembangan perikanan air tawar.

Selain pertanian dan perikanan, sementara sektor pariwisata juga sangat menjanjikan, memiliki beberapa pulau seperti pulau Simeulu, Pulau banyak, Pulau Aceh dan Pulau Sabang. Selain kepulauan, kawasan daratan juga memiliki lokasi pariwisata yang cukup bagus seperti di Aceh jaya, Aceh Besar dan Aceh Tengah. Bukan hanya keindahan alam semata tetapi masih banyak situs-situs peninggalan sejarah lainnya.Upaya pemerintah Aceh menguatkan ekonomi masyarakat melalui program Aceh Green dan Moratorium Logging perlu kita apresiasikan. Masyarakat perlu mengambil inisiatif-inisiatif untuk menerjemahkan program tersebut secara konkrit dan bisa diimplementasikan di pedesaan maupun perkotaan.

Pengelolaan Potensi Ekonomi
Mengelola potensi-potensi yang digambarkan di atas, Pemerintah Aceh memiliki peran utama, khususnya sistem manajemen birokrasi, rumusan program, pengelolaan anggaran, dan produksi regulasi, dan lain-lain. Pemerintah harus membuka kesempatan bagi partisipasi masyarakat dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Oleh karena itu, pengelolaan potensi alam tidak hanya dimonopoli oleh Pemerintah semata, tetapi masyarakat pun mampu memberikan pelayanan bagi siapapun yang membutuhkannya. Kecuali, hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya pemerintah dan tidak mungkin bisa dilakukan oleh non-state. Secara konkrit, pengembangan ekonomi dapat didorong pada sektor pertanian, prioritas tanaman yang masa tanam/produksi jangka pendek, seperti palawija dengan jenis yang berbeda. Palawija ini menjadi prioritas karena siklus masa tanam dan produksi serta kebutuhan konsumen tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga masyarakat secara cepat dapat mengikuti siklus modal, masa tanam dan panen (hasil).

Selanjutnya masyarakat dapat mempersiapkan untuk tanaman jangka menengah, seperti perkebunan buah, kopi, coklat, dan lain sebagainya. Hasil produksi jangka pendek dan menengah, selanjutnya menjadi dukungan bagi pengembangan usaha jangka panjang seperti sawit, karet, pohon jati, dan sebagainya.
Kemudian paska produksi bisa dikembangkan sistem pengolahan hasil produksi (agribisnis dan teknologi), di mana keberadaan industri pengolahan produksi pertanian dapat menjaga kestabilan harga, dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Selanjutnya mengelola potensi hutan. Potensi kawasan pinggir hutan, memiliki jenis tanaman yang menguntungkan masyarakat seperti pohon aren (bak jok), rotan, bambu dan pohon-pohon yang bisa digunakan untuk berbagai jenis perabotan. Selain itu, hutan juga mampu memproduksi O2 (oksigen) yang merupakan produk yang bisa menyeimbangi karbondioksida yang banyak diproduksi oleh Negara-negara industri.

Sektor perikanan, ada dua potensi besar yang bisa dikelola, antara lain: potensi laut dan potensi perikanan air tawar. Potensi laut seperti penangkapan ikan secara teratur, dimana pekerjaan ini bisa mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat nelayan. Kemudian dengan penghasilan mereka tersebut bisa mendukung pengembangan usaha lainnya seperti pengelolaan tambak, penanaman terumbu karang, dan rumput laut. Sedangkan perikanan air tawar bisa mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar di sungai-sungai dan payau-payau yang ada dikawasan pegunungan. Jenis ikan pun bisa bervariasi, seperti ikan mas, lele, gabus, gurami, dan sebagainya.

Produksi perikanan ini, selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai produksi ikan kaleng, ikan kering dan bahkan dapat diolah secara langsung melalui restoran-restoran seafood di Aceh dan Internasional.

Modalitas Pengembangan Ekonomi


Setelah empat tahun berlangsungnya rekonstruksi dan perdamaian (2005–2008), maka sudah tersedia fasilitas sarana dan pra-sarana yang sudah dibangun. Fasilitas tersebut dapat mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh, khususnya pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata. Fasilitas infrastruktur tersebut antara lain Bandar udara, pelabuhan kapal, pelabuhan samudera, jalan dan jembatan di pantai barat dan timur serta tengah, pasar, pusat kerajinan, gudang, dan sebagainya. Pemerintah Aceh sangat berperan untuk membuat regulasi dan aturan-aturan hukum dalam mengelola berbagai fasilitas dan infrastruktur yang sudah tersedia, sehingga fasilitas tersebut dapat menambah Pendapatan Asli Daerah, di mana pendapatan tersebut dapat dialokasikan untuk biaya perawatan dan pengembangan lebih lanjut.

Secara kapasitas pun, masyarakat Aceh sudah mendapatkan berbagai pengetahuan dan pemahaman dalam melakukan produksi dan mengolah hasil produksi, karena selama rekonstruksi banyak institusi yang berkonsentrasi untuk pengembangan kapasitas masyarakat. Oleh karena itu, secara kapasitas dan pengetahuan masyarakat Aceh sudah mulai masuk ke sistem birokrasi modern, tinggal lagi kesiapan aparatur pemerintah sendiri. Kondisi ini memberikan dampak positif terhadap bangkitnya masyarakat Aceh dalam merespon perkembangan kebutuhan global. Tinggal lagi intervensi dari Pemerintah Aceh terhadap potensi yang sudah kita miliki, sehingga perkembangan masyarakat selalu dapat disinergikan dan dikembangkan menuju kesejahteraan rakyat Aceh.

Secara periodesasi dan momentum, maka tahun 2009 merupakan langkah maju perekonomian Aceh, oleh karena itu kita harus mempersiapkan agenda-agenda pembangunan untuk mengelola infrastruktur ekonomi dan pengembangan kapasitas kelompok masyarakat dalam mengolah berbagai produksi pertanian dalam bentuk produk palawija, perkebunan, dan perikanan. Tahun 2010, langkah penting yang sudah harus dimulai adalah memperkuat struktur sosial ekonomi masyarakat Aceh dalam memberikan pelayanan berbisnis dan berkompetisi secara sehat dengan para pendatang. Tanpa budaya kompetisi terasa sulit membangkitkan transformasi bisnis dan dagang Aceh di tingkat global. Tahun ini juga Pemerintah Aceh sudah harus mulai menjaga, memperkuat dan mengembangkan berbagai potensi jaringan dan pasar untuk di isi dengan produksi masyarakat Aceh, baik produksi mentah maupun hasil pengolahannya. Selain itu, fungsi hutan dalam melindungi dunia juga bisa dikembangkan ke arah pembangunan global.

Tahun 2011 dengan kesiapan sosial ekonomi masyarakat, didukung oleh kebijakan politik dan aturan yang sehat maka masyarakat Aceh mampu menerima berbagai kompetitor bisnis dari luar. Para investor pun terjamin oleh sistem hukum yang kuat, sehingga Aceh bisa memasuki sektor pariwisata sebagai andalan baru dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Tahun 2012, adanya momentum politik baru ”pilkada” maka stabilitas politik akan sangat dipengaruhi oleh stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, penting sekali rencana pembangunan lima tahun (2012-2017) dicanangkan sebagai keberlanjutan produksi palawija, perkebunan dan perikanan. Produksinya dapat di olah menjadi bahan makanan yang bisa dikonsumsi masyarakat global.

Citra Aceh
Negeri Aceh yang kaya raya ini jangan dikemas dengan kekayaan tambang dan kebanggaan masa lalu semata, tetapi kemasan yang strategis untuk kita jual adalah pengembangan potensi pertanian dan perikanan. Kedua sektor ini dapat menjadi isu menarik di tingkat global saat ini. Hal ini disebabkan global membutuhkan sumber daya alam yang betul-betul dapat mempengaruhi ketahanan lingkungan.

Pemerintah Aceh melalui konsep Aceh Green memiliki kesempatan yang sangat besar dalam mempengaruhi kebijakan Internasional. Ke depan, Gubernur Aceh perlu memastikan bahwa semua kabinetnya memahami konsep tersebut, bukan hanya menanami sawit semata, tetapi lebih jauh bahwa konsep yang dikembangkan oleh Gubernur tersebut dapat mendorong perbaikan sistem birokrasi yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan publik.

Selanjutnya mempengaruhi anggaran pembangunan yang memiliki dampak pada pengembangan kedua sektor ; pertanian dan perikanan. Kemampuan semua komponen pemerintah dan masyarakat perlu dibangun (social capital) menuju penciptaan citra positif pembangunan Aceh melalui produksi dan pengolahan berbagai potensi pertanian dan nelayan, sehingga kebutuhan global memiliki jaminan bahwa pasokan produk dari Aceh dapat menjawab kebutuhan hidup masyarakatnya. Semoga!

Hidup adalah Perbuatan

Hidup adalah perbuatan

Judul diatas bukan latah terhadap iklan salah seorang politisi yang belakangan marak muncul di televisi, karena judul di atas benar-benar merefleksikan satu makna yang luar biasa dalamnya, tentang sinergi antara kehidupan dan perbuatan.

Sejak dilahirkan kedunia, setiap individu diciptakan unik, berbeda satu sama lainnya, masing-masing dengan ciri khasnya, tidak akan ada dua individu yang sama secara mutlak, walaupun saudara kembar yang paling mirip sekalipun, disinilah kita bisa melihat betapa MAHA LUAR BIASANYA Tuhan.

Setiap individu dianugerahi dengan bakat dan keunggulan alamihnya masing-masing, kita semua diciptakan untuk UNGGUL, tapi ini belumlah cukup, kehendak bebas manusia sebagai mahluk independen yang akan memberikan suatu sentuhan yang signifikan. Jadi dengan bekal bakat alamiah anugerah Tuhan, setiap indvidu perlu mengembangkannya, sehingga dirinya dapat berkinerja maksimal, inilah yang kita namakan sebagai keterampilan. BAKAT + KETERAMPILAN = maha karya.

Selain dua hal yg bersifat teknis di atas, kita juga perlu mengembangkan sesuatu yang lebih bersifat spiritual, ini yang kemudian akan menjadi panglima dalam diri kita, yang akan memastikan bahwa bakat + keterampilan yg kita miliki akan digunakan dijalan yang benar, ini yang kita definisikan sebagai karakter.

Kejujuran, keberanian, ketekunan,tanggung jawab, setia dan murah hati adalah bagian-bagian terpenting dari karakter yang baik, dan ini dikembangkan setelah kita mengasah diri dalam kehidupan dengan berbagai macam PERBUATAN, baik buruk, benar dan salah, keberhasilan dan kegagalan, akumulasi dari hal-hal tersebut + ketulusan nuranilah yang kemudian akan membentuk kita menjadi individu dengan karakter yang mulia.

Sederhananya, orientasi dan pemahaman kita akan makna dari segala perbuatan yg telah kita lakukanlah yang akan menentukan takdir dari kehidupan kita.

Semoga dapat Menginspirasi